Evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua
kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan
suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur
adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud
yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud
dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu
sumber tertentu.
Ø Cara
menguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Ø Cara
menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
Inferensi
Tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari
premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga
disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika
Contoh inferensi
Inkoherensi:
tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang
ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF.
Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme , bagian tiga kesimpulan yang benar, yang dapat
digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai
dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
- Semua manusia fana
- Socrates adalah seorang pria
- Oleh karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca
dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan
dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan.
Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat,
melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian
yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi
bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki
kesimpulan yang benar.
Sebagai
contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
- Semua apel biru.
- Pisang adalah apel.
- Oleh karena itu, pisang berwarna biru.
Pemikiran
langsung dan tak langsung
ü
Pemikiran langsung yaitu apabila kita menetapkan suatu
keputusan secara langsung pada satu keputusan tertentu.Pemikiran langsung ini
terdiri atas 3 bagian :
1.
Equivalensi adalah rumusan – rumusan yang berarti menyatakan
hal – hal yang persis sama secara langsung.
2.
Pembalikan adalah menyusun suatu keputusan baru dengan cara
menggantikan subjek dan predikat, status subjek dapat beralih menjadi predikat
dan sebaliknya tanpa mengurangi keputusan tersebut.
3.
Perlawanan.
ü
Pemikiran tak langsung adalah cara berpikir yang menggunakan
term menengah( M ) yang menghubungkan anatara subjek dan predikat.
Pemikiran
tidak langsung ini sebagai bentuk penalaran induksi dan reduksi.
Penalaran Induktif.
Penalaran
adalah suatu proses berpikir yang enghasilkan pengetahuan. Di dalam penalaran
ilmiah terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu : logika induktif dan
logika deduktif.
Logika
induktif adalah penarikan kesimpulan dari kasus – kasus khusus menjadi
kesimpulann yang bersifat umum.
Kesimpulan
yang bersifat umum mempunyai dua keuntungan sebagai berikut :
- Bersifat ekonomis : pengetahuan manusia bukan koleksi dari sejumlah fakta melainkan esensi dari fakta – fakta tersebut.
- Terdapat kemungkinan untuk proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun secara deduktif.
Secara
induktif berarti dari berbagai pernyataan yang bersifat umum itu dapat bisa di
tarik kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang
berlawanan dengan penalaran induktif. Deduktif adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan – pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Biasanya memakai pola berpikir yang di sebut syllogisme.
Apabila terdapat suatu pengetahuan baru lewat penalaran deduktif maka di sebut
kebenaran tautologies. Logika induktif dan logika deduktif dalam proses
penalarannya memakai premis – premis berupa pengetahuan yang di anggap benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar