SILSILAH GUNADARMA
ARTI LAMBANG GUNADARMA
Tangkai
obor berdiri tegak:
Melambangkan keteguhan hati untuk menyumbangkan dharma bakti kepada nusa dan
bangsa. Cawan obor yang melebar dan cekung: Adalah wadah dari ilmu
pengtahuan yang luas dan mendalam. Kobaran api yang kuning keemasan:
Menunjukan semangat juang yang tak pernah padam dalam menuntut ilmu dan
menyumbangkannya kepada masyarakat. Bentuk lingkaran yang berwarna ungu:
Adalah suatu bentuk yang geometris yang member cirri paa ilmu pengetahuan yang
ditekuni dan dikembangkan. Bingkai segi lima: Menyatakan bahwa
universitas gunadarma berazaskan pancaila.
VISI dan MISI dan TUJUAN UNIVERSITAS
GUNADARMA
Visi
Pada
tahun 2012 Universitas Gunadarma menjadi Universitas berbasis teknologi
informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia yang kontribusinya di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat diakui (recognized),
baik di tingkat regional maupun internasional
Misi
1.
Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi
yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. 2. Menciptakan
suasana akademik yang mendukung terselenggaranya kegiatan penelitian yang
bertaraf internasional dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia. 3.
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai ujud
pengejawantahan tanggung jawab sosial institusi (university social
responsibility). 4. Menyelenggarakan kerjasama dengan pelbagai institusi, baik
di dalam maupun di luar negeri. 5. Mengembangkan organisasi institusi dalam
rangka merespon pelbagai perubahan yang terjadi.
Tujuan
Menjadikan
program studi yang ada sebagai program pendidikan unggulan masa
depanyangberbasiskan tekhnologi informasi dan mampu menghasilkan kualitas
sumber daya manusia yang relevan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan bangsa
dan Negara.
SEJARAH
UNIVERSITAS GUNADARMA
Selain budi atau akhlak, manusia masih memerlukan sejumlah
hajat untuk dapat hidup layak di dunia ini. Manusia memerlukan makanan dan
minuman, kesehatan dan kebersihan, pakaian dan keindahan, hunian dan pemukiman,
transportasi dan komunikasi, serta budi bahasa dan pendidikan. Dari waktu ke
waktu, hajat hidup ini memerlukan standar baru sesuai dengan perkembangan
zaman. Acuan dari standar ini selalu berpatokan kepada martabat menusia,
sehingga dalam batas kemungkinan, manusia terus berusaha untuk mempertinggi
martabat kemanusiaan di bumi ini. Tanpa mengurangi perhatian kita kepada
kepentingan berbagai hajat lainnya di dalam hidup ini, disini kita mencoba
melihat satu saja di berbagai hajat hidup itu. Kita melihat hajat hidup yang
berbentuk pendidikan. Kita menelaah bagaimana pendidikan ini berkaitan dengan
perkembangan kehidupan di dalam masyarakat. Dan kita mencatat pula sebagai hal
yang mempengaruhi pendidikan beserta standar didalam pendidikan itu.
Standar baru di dalam pendidikan selalu menuntut adanya
perubahan di dalam pendidikan. Perubahan itu dapat saja muncul dalam berbagai
wujud. Adakalanya, perubahan itu muncul dalam bentuk perubahan sistem. Ada
kalanya pula, perubahan itu tiba dalam bentuk bahan pelajaran baru. Perpaduan
diantara berbagai perubahan di dalam pendidikan membawa pendidikan kita ke
dalam kegiatan yang selalu dinamik. Dan bersama dinamika itu, pendidikan kita
berusaha untuk berkembang bersama dengan semua hajat yang ada di dalam hidup
manusia. Dalam batas tertentu, standar baru pada pendidikan berkaitan pula
dengan keadaan hidup di dalam masyarakat. Pada waktunya, pendidikan
menyesuaikan diri kepada keadaan masyarakatnya. Dan saatnya pula, pendidikan
menjadi perintis bagi perubahan didalam masyarakat. Kaitan diantara pendidikan dan
masyarakat ini bersumber pada hakekat hidup. Dan hakekat hidup itu selalu
menuntut agar kaitan demikian dapat membuat seluruh hajat hidup manusia menjadi
satu sistem yang utuh.
Bagi kelompok manusia, kata abstrak yang memadukan
pendidikan dan masyarakat ini perlu dieja ke dalam bentuk yang kasatmata. Dalam
pengejaan seperti inilah, mereka menyaksikan berbagai perkembangan masyarakat
dalam wujudnya yang nyata. Dan bersamaan dengan itu, mereka melihat juga
pendidikan di dalam bentuknya yang sejati. Kelompok manusia yang kebetulan
berfungsi sebagai pendidik itu, melihat betapa pesatnya suatu era baru
menyingsing di dalam masyarakat kita. melalui luapan alat yang berwujud
komputer, komunikasi di dalam masyarakat mengenai dimensi baru. Masyarakat kita
memerlukan data dan informasi melalui standar baru. Data mulai diolah dengan
kecermatan dan kecepatan yang tinggi. Informasi yang biasanya terletak di luar
jangkauan olah mulai masuk ke dalam jangkauan olah. Dan bersama itu, masyarakat
mulai menyadari kenyataan bahwa era baru telah muncul di dalam hidup mereka.
Dalam rangka inilah, kelompok manusia pendidik itu mulai
melihat suatu kenyataan baru. Melalui kaitan diantara masyarakat dan
pendidikan, standar baru didalam masyarakat perlu diimbangi pula oleh standar
baru pendidikan. Kalau masyarakat telah memasuki era baru dengan menerima
kehadiran komputer, maka pada tempatnyalah kalau pendidikan mulai pula merintis
pengetahuan tentang komputer itu. Dan bersama itu, pendidikan komputer
merupakan salah satu standar baru di dalam dinamika pendidikan zaman sekarang. Segera
pula kelompok manusia pendidik itu mengambil tindakan kasat mata. Pada hari
Jumat tanggal 7 Agustus 1981, mereka membuka pendidikan komputer dengan nama
Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang menampung 91 orang mahasiswa. Dan
pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 1981, kuliah pertamapun dimulai. Kuliah
inipun berkembang sehingga menuntut suatu wadah yang lebih mantap. Melalui
asuhan Yayasan Pengembangan Sistem Analisis dan Operation Research Matematika
(SAOR Matematika), wadah pendidikan itu berubah menjadi Akademi Sains dan
Komputer Indonesia (ASKI). Sejak itu meluncurlah suatu kegiatan untuk
membangkitkan standar baru di dalam pendidikan. Kegiatan itu berbentuk
pendidikan ilmu komputer dan matematika.
Pendidikan komputer dan matematika inipun kemudian
dimantapkan lagi ke dalam wadah yang lebih tinggi yakni wadah yang berbentuk
akademik ke wadah yang berbentuk sekolah tinggi. Pada hari Kamis, tanggal 21
Juni 1984, nama Gunadarma dipilih untuk menjadikan nama dari sekolah tinggi
itu. Pada hari Senin, tanggal 9 Juli 1984, Yayasan Pengembangan Sistem Analis
dan Operation Research Matematika diganti menjadi Yayasan Pendidikan Gunadarma.
Sehari kemudian, pada hari Selasa, Tanggal 10 Juli 1984, melalui Surat
Keputusan Yayasan Pendidikan Gunadarma, secara resmi nama Gunadarma dikukuhkan
ke dalam sekolah tinggi itu menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG).
Bersama itu, sejak dari tanggal 7 Agustus 1981 melewati tonggak tanggal 21 Juni
1984, tanggal 9 Juli 1994, serta tanggal 10 Juli 1994, satu kurun sejarah telah
mengantar pendidikan komputer pada Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma ke kurun
sejarah berikutnya.
Pemantapan ini kemudian dikukuhkan lagi melalui keputusan
yang dirintis oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III.
Pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 1984, Kopertis III memberikan izin
operasional kepada STKG. Untuk membangkitkan semangat belajar yang lebih tinggi
di kalangan mahasiswa, pada hari Jumat, tanggal 28 September 1984,
diselenggarakanlah oleh Gunadarma upacara wisuda pertama setara sarjana muda,
untuk diulangi lagi pada hari Selasa, tanggal 24 September 1985, dan pada hari
Jumat, tanggal 26 September 1986. Sampai disini, kita mulai melihat STKG ini
berkembang diberbagai dimensi serta bersama itu, kita melihat perkembangan itu
dari dimensi ke dimensi. Dimensi pertama adalah dimensi program pendidikan.
Pada dimensi ini, STKG mulai memproleh kemajuan yang cukup pesat. Pada hari
Sabtu, tanggal 5 Oktober 1985, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0424/0/1985, sekolah tinggi ini dinyatakan berstatus Terdaftar
dengan nama baru Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Gunadarma
(STMIK Gunadarma). Bersamaan dengan itu, STKG berubah menjadi STMIK Gunadarma
secara lebih rinci lagi, di dalam status Terdaftarnya itu, Gunadarma dapat
mengasuh dua Jenjang Pendidikan yakni Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Satu
(S1) serta Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Nol (S0) dalam bentuk Diploma Tiga
(D3).
Bersama status itu, Sekolah Tinggi ini mengasuh dua Jurusan
yakni Jurusan Manajemen Informatika (MI) dan Jurusan Teknik Komputer (TK).
Setiap Jurusan memiliki satu Program Studi yang memiliki nama yang sama dengan
Jurusannya itu. Demikianlah pada Manajemen Informatika untuk Jenjang S1 dan D3
serta pada Jurusan Teknik Komputer terdapat Program Studi Teknik Komputer untuk
Jenjang S1 dan D3. Dan sebagai pemantapan lebih lanjut, pada hari Selasa,
tanggal 29 Juli 1986, STMIK Gunadarma memperoleh Statuta baru dari Yayasan
Pendidikan Gunadarma.
Pada
hari Selasa, tanggal 13 Januari 1987, untuk pertama kali, STMIK Gunadarma
menyelenggarakan Sidang Sarjana yang diikuti oleh tiga mahasiswa. Sidang Ujian
untuk tiga mahasiswa berikutnya, diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 16
Januari 1987 dan Sidang Ujian ketiga yang diikuti oleh empat mahasiswa
diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 21 Januari 1987. Kalau pada tahun 1984,
1985 dan 1986, Perguruan Tinggi ini hanya dapat menyelenggarakan Wisuda setara
Sarjana Muda, maka pada tahun 1987 ini, STMIK Gunadarma telah mampu
menyelenggarakan wisuda sesungguhnya. Demikianlah pada hari Sabtu, tanggal 24
Januari 1987, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Wisuda Sarjana yang pertama. Untuk
mengukukan Ujian Sarjana itu, maka mulai hari Selasa tanggal 16 Juni 1987,
untuk pertama kalinya, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Ujian Negara Cicilan
(UNC). UNC pertama ini berlangsung dalam Status Terdaftar. Sejak itu,
terjadilah maraton diantara sidang Ujian Sarjana, Ujian Negara Cicilan, dan
Wisuda. Gabungan dari semua unsur itu menghasilkan Sarjana Manajemen
Informatika dan Sarjana Teknik Komputer, lulusan STMIK Gunadarma yang terus
bercurahan ke dalam masyarakat.
Sidang Ujian Sarjana ke-4, ke-5 dan ke-6, berlangsung pada
hari Selasa tanggal 29 September 1987, pada hari Selasa, tanggal 6 Oktober
1987, pada hari Jumat, tanggal 9 Oktober 1987. Dan Sidang Ujian Sarjana inipun
terus berlangsung hinggga pada bulan September 1994, STMIK Gunadarma telah
melampui sidangnya yang ke-150. Ujian Negara Cicilan ke-2, ke-3, ke-4,
berlangsung mulai hari Senin tanggal 1 November 1987, mulai hari Senin tanggal
20 Juni 1988, mulai hari Senin tanggal 12 Desember 1988. Dan Ujian Negara
Cicilan inipun terus berlangsung pada setiap semester sampai sekarang ini.
Wisuda sarjana ke-2, ke-3, ke-4, berlangsung pada hari Selasa tanggal 16
Februari 1988, pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 1989, pada hari Sabtu tanggal
17 Februari 1990. Dan demikianlah, wisuda terus berlangsung, dari setahun
sekali menjadi setahun dua kali.
Kemajuan di dimensi program ini tidak hanya sampai disitu.
Pada hari Senin tanggal 4 Januari 1988, melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaaan No.006/O/1988, Status Terdaftar STMIK Gunadarma
Program Studi Manajemen Informatika dan Program Studi Teknik Komputer dinaikkan
menjadi Status Diakui. Dan sekali lagi pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 1989
melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0490/O/1989,
Status kedua Program Studi itu dinaikkan lagi menjadi Status Disamakan. Pengembangan
Program Pendidikan terus berlanjut sehingga pada hari Selasa tanggal 4 Juli
1989, STMIK Gunadarma membuka lagi Jurusan baru yakni Jurusan Teknik
Informatika (TI) dengan program studi Teknik Informatika. Pada hari Kamis,
tanggal 7 September 1989, Jurusan dan Program Studi baru ini memperoleh Status
Terdaftar. Selanjutnya, Status Diakui dicapai Program Studi Teknik Informatika
pada hari Rabu, tanggal 19 Juni 1991, serta Status Disamakan diperoleh pada
hari Kamis, tanggal 20 Februari 1992. Dan bersamaan dengan itu, semua Program
Studi di STMIK Gunadarma telah mencapai Status Disamakan. Pengembangan Program
Pendidikan terus berlangsung. Selain Program Pendidikan Jenjang D3 dan Jenjang
S1, Perguruan Tinggi ini juga melangkah maju ke Program Pendidikan Tinggi
Strata Dua (S2) yang dikenal Program Pendidikan Magister. Pada hari Senin,
tanggal 10 Mei 1993, STMIK Gunadarma dilengkapi lagi dengan Program Pasca
Sarjana Strata Dua bidang Manajemen Sistem Informasi.
Disamping Bidang Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan
Teknik Informatika Gunadarma juga melangkah ke Bidang lain. Pada hari Sabtu
tanggal, 13 Januari 1990 Gunadarma mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Gunadarma atau dikenal dengan STIE Gunadarma. Di dalam STIE Gunadarma terdapat
dua Jurusan, yakni Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi. Kalau Jurusan
Akuntansi hanya mengasuh satu program studi, yakni Program Studi Akuntansi,
maka Jurusan Manajemen mengasuh lima Program Studi, yakni Program Studi
Manajemen Keuangan dan Perbankan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Produksi,
Manajemen Trasportasi dan Manajemen Koperasi. STIE Gunadarma memperoleh Status
Terdaftar pada hari Kamis tanggal 16 Juni 1990 serta mulai berkuliah pada hari
Senin tanggal 17 September 1990. Sejalan dengan STMIK Gunadarma status STIE
Gunadarma juga mengalami kemajuan yang pesat. Dari Status Terdaftar memperoleh
Status Diakui dan kemudian Status Disamakan. Sampai pada bulan September 1994,
STIE telah menjalankan tiga kali Wisuda. Selanjutnya, bersamaan waktu dengan
pembukaan Program Pendidikan Tinggi Strata Dua Bidang Manajemen Sistem
Informasi pada STMIK, STIE juga membuka Program Pendidikan Tinggi Strata Dua di
Bidang Manajemen Asuransi.Dimensi ke dua adalah dimensi prasarana dan sarana.
Di bidang prasarana dan sarana ini, lokasi pendidikan juga mengalami kemajuan.
Kalau pada saat awal, lokasi pendidikan hanya terdapat di Kampus Jalan Kenari,
maka pada waktu kemudian lokasi itu bertambah dengan Kampus Kramat Sentiong dan
Kampus Salemba. Dari tahun ke tahun ketiga Kampus itu menampung jumlah
mahasiswa yang terus bertambah. Sekali pun ruang di Kampus Kenari terus
diperluas namun pada akhirnya perluasan Kampus inipun tidak dapat menampung
pertambahan mahasiswa yang demikian besarnya.
Demikianlah pada hari Sabtu, tanggal 9 Maret 1985 Gunadarma
mengadakan upacara peletakan batu pertama di Kampus Pondok Cina Depok, dan pada
hari Senin tanggal 5 Januari 1987 dengan suatu upacara gedung pertama di Kampus
Pondok Cina diresmikan penggunaannya. Sejak itu gedung di Kampus Pondok Cina
ini bertambah. Mula-mula, batu pertama untuk gedung kedua diletakkan pada hari
Sabtu tanggal 26 September 1987, dan gedung kedua inipun mulai dipakai pada
hari Jumat tanggal 13 Januari 1989. Setelah itu gedung ketigapun dibangun dan dipakai.
Ruang di dalam ketiga gedung ini masih belum mencukupi sehingga masih
dilengkapi lagi dengan sejumlah gedung sementara disekitarnya.
Selain Pondok Cina, prasarana kampus dipersiapkan juga di
Beji. Namun karena akses ke daerah kampus belum memadai, maka Kampus Beji belum
juga diwujudkan. Sebaliknya kampus ditengah kota Jakarta terus bertambah.
Setelah mengembalikan Kampus Salemba yang masa sewanya telah usai, maka pada
hari Kamis, tanggal 8 Februari 1989 Gunadarma menambah kampus baru di Jalan Raya
Salemba No.53. Kampus inipun dikenal sebagai Kampus Salemba. Dan mulai
digunakan pada bulan Mei 1990. Ini berarti disamping Kampus Beji yang belum
terwujud, Gunadarma telah memiliki beberapa kampus yaitu Kampus Kenari, Kampus
Kramat Sentiong, Kampus Pondok Cina dan Kampus Salemba.Tekanan jumlah mahasiswa
menyebabkan Gunadarma mencari lagi kampus baru. Pada bulan Januari 1991,
Gunadarma memperoleh tanah di Kelapa Dua yang terletak di Jalan Akses UI di
dekat Pondok Cina. Pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 1991, batu pertama gedung
pertama di Kampus Kelapa Dua diletakkan dan pada hari Selasa tanggal 17
September 1991, gedung pertama Kampus Kelapa Dua ini mulai digunakan. Sejak itu
Kampus Kelapa Dua terus berkembang dan pada bulan Septembar 1994, Kampus Kelapa
Dua telah memiliki lima gedung kuliah. Gunadarma bercita-cita untuk membangun
gedung delapan lantai di Kampus Kenari. Sementara kampus seperti ini belum
terwujud, perkuliahan di kampus Kenari dialihkan ke kampus sementara di
Pegangsaan. Demikianlah, perkuliahan di Gunadarma berlangsung di lima kampus
yang terpencar dari tengah Jakarta sampai ke Depok. Semua kampus ini
dikoordinasikan dari satu pusat yang terletak di kampus Pondok Cina.
Prasarana dan sarana lain adalah Laboratorium. Disamping
Perpustakaan dan Laboratorium Komputer yang telah terbentuk sejak jaman PPIK,
maka pada hari Kamis, tanggal 16 Dessember 1986 Gunadarma meresmikan
Laboratorium Elektronika Dasar. Pada hari Senin, tanggal 23 Maret 1987,
Gunadarma meresmikan Laboratorium Fisika. Laboratorium inilah yang telah
digunakan oleh Gunadarma untuk menyelenggarakan promosi Open House pada hari
Selasa, tanggal 28 Maret 1989.
Sekalipun tidak terwujud alat dan gedung, sarana yang cukup
penting di Gunadarma adalah majalah ilmiah Matematika dan Komputer yang
mulai terbit sejak bulan Januari 1985 dengan penerbitan lima kali setahun,
majalah ini memperoleh Surat Tanda Terdaftar di Departemen Penerangan pada hari
Sabtu, tanggal 17 Januari 1987. Tulisan di dalam Majalah Ilmiah ini telah
membantu Gunadarma dengan perluasan informasi tentang pendidikan di dalam
Gunadarma. Sarana lain yang cukup berhasil di Gunadarma selama ini adalah
penerbitan buku dan diktat. Telah banyak judul buku dan diktat yang dicetak
oleh Gunadarma untuk keperluan kuliah para mahasiswa. Selain dalam bentuk
konvensional berupa buku, beberapa bahan kuliahpun telah diwujudkan dalam
bentuk audio dan visual di dalam pita video yang setiap saat dapat ditampilkan
di layar monitor. Dimensi ketiga adalah kegiatan di luar kurikulum. Selain
kegiatan Lomba Kecerdasan, baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Internasional
tampaknya kegiatan Gunadarma yang paling menonjol adalah di Bidang Catur.
Wadah kegiatan catur adalah Pecinta Catur Gunadarma atau PC
Gunadarma yang diresmikan pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 1989. PC
Gunadarma telah berhasil menyelenggarakan Lomba Catur taraf Internasional yang
melibatkan Grand Master Catur Internasional untuk perebutan gelar dunia di
bidang catur. Setelah meninjau perkembangan pada beberapa dimensi ini, kita
kembali kepemikiran dasar Gunadarma. Gunadarma memiliki dua muka yang mendorong
maju hajat hidupnya di dalam masyarakat masa kini. Pada satu muka, Gunadarma
adalah nama arsitek tenar yang membangun Candi Borobudur, yakni suatu monumen
besar sepanjang sejarah kita. Pada muka lainnya, Gunadarma mencerminkan
buktinya dan sumbangsihnya kepada masyarakat dalam wujud Guna dan Darma.
Sebagai salah satu perintis standar baru di dalam pendidikan, Gunadarma
berusaha pula untuk mengisi kemampuan masyarakat di dalam standar baru
kehidupan bermasyarakat masa kini melalui penyelenggaraan pendidikan. Dan di
dalam hal ini, Gunadarma telah memulainya dari pendidikan di bidang komputer.
Di dalam pelaksanaan pendidikannya itu, unsur guna dan unsur
darma senantiasa menjadi pegangan untuk dijadikan sumbangsih Gunadarma kepada
masyarakat dan ilmu. Gagasan ini turut merumuskan susunan kurikulum di dalam
pendidikan. Unsur profesi dan unsur ilmu di dalam kurikulum senantiasa menjadi
perhatian para pengasuhnya. Ketrampilan profesi dan kemampuan ilmu mewarnai
pendidikan dari awal sampai akhir. Dalam rangka inilah laboratorium, pustaka,
dan jurnal memperoleh perhatian Gunadarma. Di dalam ribaannya, terdapat
Laboratorium Gunadarma (LG) yang mewakili berbagai laboratorium dan bengkel
yang di dalam Gunadarma serta Pustaka Gunadarma (PG) yang mewakili
perpustakaan, penerbitan buku, dan penerbitan jurnal berupa Matematika dan
Komputer yang kelak dapat disusul dengan penerbitan jurnal lainnya.
Dari waktu ke waktu LG terus ditingkatkan agar praktek pada
mahasiswa dapat diperlancar. Bahkan, pengasuh Gunadarma bercita-cita lebih dari
itu. Mereka berkehendak agar penggunaan laboratorium tidak sekedar terbatas
kepada praktek di dalam pelajaran. Mereka menginginkan agar LG terbuka juga
bagi penelitian dan bagi percobaan yang bersifat inovatif, baik berupa
penciptaan maupun berupa penemuan baru. Siapa saja yang memiliki gagasan baru
yang akan dicoba, dapat saja menggunakan LG untuk maksudnya itu. Niat untuk
maju itu senantiasa diusahakan untuk ditunjang oleh pustaka yang sebaik
mungkin. Selama beberapa tahun ini, PG selalu memperoleh perhatian yang besar
dari pengasuh Gunadarma. Pustaka cetak dan pustaka rekam terus menerus
diperluas untuk menunjang kegiatan belajar ke berbagai cabang ilmu yang diasuh
oleh Sekolah Tinggi ini. Disamping LG, PG juga menempati kedudukan sentral di
lingkungan Gunadarma. Di dalam dua wadah yang berupa LG dan PG, tiga serangkai
laboratorium, pustaka, dan jurnal ilmiah di Gunadarma ini merupakan satu
kesatuan utuh untuk mewujudkan sumbangsih Gunadarma di dalam bentuk Guna dan
Darma. Sejalan dengan usia Gunadarma yang masih muda, mereka juga masih
bergerak dalam taraf awal dari kegiatan mereka. Namun, melalui perhatian yang
besar dari para pengasuh Gunadarma, mereka diharapkan dapat berkembang secara
wajar untuk mewujudkan cita-cita Gunadarma dari STMIK Gunadarma ke STIE
Gunadarma, ke Program Pasca Sarjana Gunadarma, pendidikan ini akan terus
berkembang menuju dan sampai ke wujud Universitas Gunadarma. Di dalam rangka
inilah, tiga serangkai itu mencoba untuk menyusun sejumlah kegiatan yang dapat
mencerminkan cita-cita Gunadarma. Didalam kegiatan itu terdapat penelitian,
kelompok studi, dan penataran. Guna bagi masyarakat dan darma bagi ilmu
tercermin pula didalam kegiatan itu. Penelitian dan kelompok studi di kalangan
pengasuh Gunadarma berusaha untuk berdarma bagi ilmu, sementara penataran
berusaha untuk berguna bagi masyarakat.
Ada satu hal penting yang selalu menghantui pengasuh
Gunadarma didalam usaha mereka untuk memberi arah kepada Gunadarma. Hal penting
itu adalah mutu. Segala usaha dilakukan, tidak saja demi peningkatan mutu
pendidikan, melainkan juga demi peningkatan mutu ilmu di lingkungan Gunadarma.
Dan usaha itu pula yang seharusnya tampak di dalam kegiatan Gunadarma selama
ini. Didalam pembangunannya, Gunadarma selalu bersikap selektif. Prioritas
pembangunan selalu mengarah kepeningkatan mutu. Setapak demi setapak, Gunadarma
berusaha mengutamakan pengadaan ruang belajar, ruang laboratorium, ruang
pustaka, dan sarana publikasi. Mereka itulah unsur pokok dalam pembinaan mutu,
baik mutu para dosennya maupun mutu para mahasiswanya. Betapapun juga,
mahasiswa yang diajar oleh dosen yang tenar akan selalu memperoleh keuntungan
dari ketenaran dosennya itu.
Namun prasarana untuk peningkatan ini masih perlu ditunjang
lagi oleh sarana lain. Ruang belajar belum sama dengan belajar, pustaka belum
sama dengan membaca, laboratorium belum sama dengan berpraktek, serta majalah
belum sama dengan menulis. Sarana pokok yang perlu mendampingi prasarana itu
adalah suasana lingkungan belajar yang baik berupa budaya Gunadarma. Hanya
suasana lingkungan belajar yang baik atau budaya Gunadarma yang dapat membuat
ruang belajar itu tempat belajar, pustaka itu tempat membaca, laboratorium itu
tempat berpraktek, serta majalah atau jurnal itu tempat menulis. Hal inilah
yang menyebabkan pengasuh Gunadarma berusaha untuk membina budaya Gunadarma
atau suasana yang baik di lingkungan belajar di Gunadarma. Budaya Gunadarma
atau suasana yang baik di lingkungan belajar menyangkut manusia. Dan manusia
itulah yang menentukan bagaimana bentuk suasana di lingkungan belajar mereka.
Itulah sebabnya maka selama ini, Gunadarma selalu berusaha menghimpun tenaga
pengasuh yang memiliki kegemaran untuk belajar. Kepada kelompok gemar belajar
inilah Gunadarma menyerahkan tanggung jawab untuk menularkan kegemaran itu
keseluruh lingkungan Gunadarma untuk dimantapkan menjadi bagian dari budaya Gunadarma.
Demikianlah disamping ruang belajar, pustaka, laboratorium,
dan majalah, kelompok gemar belajar merupakan aset Gunadarma yang selalu
diutamakan di dalam pembangunan Gunadarma. Kelompok gemar belajar ditargetkan
untuk menjadi inti penggerak pendidikan di lingkungan Gunadarma. Dan kegemaran
belajar ini pula yang akan ditanamkan di kalangan mahasiswa yang telah memilih
Gunadarma sebagai almamater mereka. Berguna bagi masyarakat dan berdarma bagi
ilmu memiliki implikasi yang luas. Pada masa yang akan datang, Gunadarma
bercita-cita untuk menelaah bidang ilmu lainnya yang pada saat ini, secara
nyata telah menampakan keefektifan dari segi profesinya dan segi ilmunya di
dalam masyarakat. Gunadarma akan menjamah bidang ilmu lain di luar Komputer dan
Ekonomi untuk menyumbangkan guna dan darmanya kepada masyarakat.
Gunadarma
adalah suatu keseluruhan yang bernama Gunadarma. Gunadarma bukan hanya sekedar
STMIK Gunadarma, demikian juga Gunadarma bukan hanya sekedar STIE Gunadarma.
Gunadarma juga bukan sekedar Program Pasca Sarjana Gunadarma. Gunadarma adalah
keseluruhan yang bernama Gunadarma, dari STMIK, STIE, ke berbagai wadah
perkembangan lainnya sampai ke Universitas Gunadarma. Di dalam Gunadarma
terdapat LG dan PG, di dalam Gunadarma terdapat Laboratorium, Pustaka, dan
Jurnal Ilmiah, di dalam Gunadarma terdapat Penelitian, Kelompok Studi, dan
Penataran, di dalam Gunadarma terdapat budaya Gunadarma dalam wujud lingkungan
belajar yang mewadai, di dalam Gunadarma terdapat guna bagi masyarakat dan
darma bagi ilmu, dan di dalam Gunadarma terdapat sumbangsih guna dan darma yang
diberikan oleh Gunadarma kepada masyarakat.
Ternyata cita-cita ini tidak berhenti sebagai cita-cita
saja. Setelah 15 tahun lamanya lembaga pendidikan ini berdiri sambil merayap
dari Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang bersahaja ke Akademi Sains
dan Komputer Indonesia (ASKI) yang lebih sederhana ke STMIK dan STIE Gunadarma
yang lebih mantap, maka pada tahun 1996 lembaga pendidikan itu berhasil sampai
ke taraf yang sudah lama dicita-citakan. Melalui Surat Keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi No.92/KEP/ DIKTI/1996, tanggal 3 April 1996. Lembaga
pendidikan itu berhasil dikukuhkan menjadi Universitas Gunadarma (UG). Dibawah
naungannya terdapat sejumlah Fakultas dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas
Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi, dengan Program Studi yang telah dimiliki
Status Disamakan sampai ke Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Psikologi, dan Fakultas Sastra yang sama sekali baru. Mereka tersebar di tujuh
kampus dari Kampus A sampai Kampus G.
Pada tahun 1996, kedudukan Universitas Gunadarma cukup luar
biasa. Ibarat bulan Januari dengan dewa Janus yang memiliki dua muka, satu muka
menatap tahun yang lama serta muka lain menatap ke tahun yang baru, maka UG pun
memiliki dua muka. Pada satu muka, UG merupakan puncak dari suatu perkembangan,
dari wujud program yang bersahaja sampai ke wujud universitas yang kompleks.
Pada tahun 1981, seperti halnya bulan Januari yang meninggalkan tahun yang lama
untuk membuka lembaran tahun yang baru UG pun kini meninggalkan masa lalunya
yang berwujud Program, Akademik, dan Sekolah Tinggi untuk memulai lembaran baru
yang berwujud Universitas. Dengan program Diploma Tiga, Strata Satu, dan Strata
Dua di dalam asuhannya, Universitas Gunadarma melangkah ke masa depan dengan
membentuk lebih banyak tonggak sejarah lagi. Tonggak pertama adalah pengakuan
terhadap Universitas Gunadarma oleh pihak luar. Sejak tanggal 17 November 1997,
berdasarkan suatu evaluasi, Badan Akreditasi Nasional (BAN) menyatakan lima
Program Studi pada Strata Satu sebagai terakreditasi. Dan pada bulan Agustus
1998, kelima Program Studi pada Strata Satu itu, yakni Akuntansi, Manajemen,
Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan Teknik Informatika, memperoleh
peringkat A pada akreditasi BAN itu. Dari kegiatan awal di bidang komputer,
kini Gunadarma telah mengasuh berbagai bidang ilmu dan berbagai jenjang
pendidikan.
Pada saat Gunadarma mencapai usia 19 tahun, tibalah
Gunadarma di ujung abad ke-20. Sebelum meninggalkan abad ke-20, Gunadarma masih
sempat mengembangkan bidang akademiknya. Mulai tanggal 25 September tahun 2000,
untuk pertama kalinya, Gunadarma membuka Program Strata Tiga atau Program
Doktor di bidang Ilmu Ekonomi. Demikianlah dengan program Jenjang Pendidikan
Diploma (D3), Jenjang Pendidikan Sarjana (S1), Jenjang Pendidikan Magister
(S2), Jenjang Pendidikan Doktor (S3), 41 laboratorium, beserta sekitar 13.000
alumni Jenjang D3, 19.000 lebih alumni jenjang S1, dan 400 lebih alumni jenjang
S2, Gunadarma meninggalkan abad ke-20 dan milenium ke-2.
Pada tahun 2001, Gunadarma memasuki abad ke-21 dan milenium
ke-3 dengan 26.000 lebih mahasiswa yang diasuh oleh 1.100 lebih tenaga
pengajar. Di awal abad baru ini, Gunadarma merayakan ulang tahun ke-20 dan
meneruskan misi pendidikannya sambil terus berusaha meningkatkan mutunya.
Kesempatan pengembangan pertama di dalam abad baru ini terjadi pada tahun 2003.
Sejak Januari 2003, bekerja sama dengan Universite de Bourgogne dari kota
Dijon, Perancis, Gunadarma membuka lagi program pendidikan jenjang S3 di bidang
Teknologi Informasi/Ilmu Komputer. Pengembangan berikutnya terjadi pada tahun
2004 ketika Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Ilmu Ekonomi. Perkembangan
berikutnya terjadi pada awal tahun 2006. Pada waktu itu Gunadarma mulai
meluluskan doktor di bidang Teknologi Informasi/Ilmu Komputer setelah
sebelumnya mereka menempuh ujian tertutup di Dijon, Perancis, pada bulan
September 2005. Gunadarma yang dimulai dari bentuk sekolah tinggi dan menanjak
menjadi universitas, kini sampai ke taraf universitas penuh dengan meluluskan
peserta didik dari jenjang diploma, sarjana, magister, dan doktor.
LANGKAH – LANGKAH PENULISAN ILMIAH
Pada
dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya
ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah;
1.
Pemilihan Topik/ Masalah untuk
Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a. Merumuskan
tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya.
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya.
b. Menentukan
Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri
Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
2.
Mengidentifikasi Pembaca Karya
Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
Tahapan-tahapan penulisan Karangan
Ilmiah :
1.Pemilihan
Topik
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan topik adalah:
a.Area Topik
Area topik memuat cakupan masalah yang akan diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah. Topik lebih luas daripada judul, karena topik mencakup isi pokok dan area yang akan dibahas dan ditulis.
Area topik memuat cakupan masalah yang akan diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah. Topik lebih luas daripada judul, karena topik mencakup isi pokok dan area yang akan dibahas dan ditulis.
b.Keterbatasan
Keterbatasan yang sering ditemui dalam pemilihan topik, seringkali adalah keterbatasan yang disesuaikan dengan: minat, kemampuan dilaksanakan, kemudahan dilaksanakan, kemudahan dibuat menjadi masalah yang lebih luas, dan manfaat.
Keterbatasan yang sering ditemui dalam pemilihan topik, seringkali adalah keterbatasan yang disesuaikan dengan: minat, kemampuan dilaksanakan, kemudahan dilaksanakan, kemudahan dibuat menjadi masalah yang lebih luas, dan manfaat.
2.Pengumpulan
Informasi
Prinsip-prinsip dasar yang harus
diperhatikan sehubungan dengan pengumpulan informasi adalah:
a.Evaluasi instrumen, untuk mendapatkan data yang lebuh akurat dan konsisten. Evaluasi instrumen dilakukan dengan uji coba pengumpulan data dengan instrumen yang telah dibuat. Hasil uji coba akan diketahui melalui pengujian validitas dan reliabilitas.
a.Evaluasi instrumen, untuk mendapatkan data yang lebuh akurat dan konsisten. Evaluasi instrumen dilakukan dengan uji coba pengumpulan data dengan instrumen yang telah dibuat. Hasil uji coba akan diketahui melalui pengujian validitas dan reliabilitas.
b.Evaluasi terhadap sumber, untuk
mempertanggungjawabkan data.
Penulis harus menentukan apakah data yang diperlukan dalam menulis karya tulis ilmiah berupa data primer, sekunder atau gabungan dari keduanya.
Penulis harus menentukan apakah data yang diperlukan dalam menulis karya tulis ilmiah berupa data primer, sekunder atau gabungan dari keduanya.
c.Pembuatan catatan, untuk
memudahkan pencatatan dan pencarian kembali informasi yang telah dicatat.
Catatan dapat dibuat dengan penggunaan kartu informasi, pembuatan sistem
penulisan untuk menghubungan kartu informasi dengan daftar pustaka, serta
pemilihan bentuk kutipan.
3. Survei
Lapangan
Melakukan pengamatan atas obyek yang
diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya
ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau
penelitia
4.
Menyusun Hipotesis
Menyusun
dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini
merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian
5.
Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
Setelah
melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka
selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan
tersebut.
6.
Menganalsis dan menginterpretasikan data
Menganalisa
dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk
menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di
langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi
dari pengamatan dan pengumpulan data.
7.
Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Merumuskan
kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan,
pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba
untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan,
pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian
8.
Penulisan Naskah
Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah terdiri atas:
a)persiapan naskah pertama,
b)revisi naskah,
c)persiapan format,
d)editing akhir, dan
e) koreksi akhir (proof reading).
Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah terdiri atas:
a)persiapan naskah pertama,
b)revisi naskah,
c)persiapan format,
d)editing akhir, dan
e) koreksi akhir (proof reading).
Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk
memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai
kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian
diantaranya: isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.
BERSIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah
sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui
proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki
sifat-sifat berikut ini.
1
. Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti
ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah
pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya
sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mampu
membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat
serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2.
Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati
ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saat
bertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya akan
senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara
emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yang
diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta yang
jelas sumbernya.
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu
berusaha memperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan
informasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.
4
. Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa
peduli terhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yang
dilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya,
yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan
lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
5
. Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah
dan tidak mengada-ada tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan
yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.
6
. Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab
terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawab
terhadap konsekuensi yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu.
Usulan tersebut selalu diembannya dengan baik dan dilaksanakan semaksimal
mungkin, kemudian diwujudkannya dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat
dinikmati oleh orang lain.
7
. Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu
bekerja sama dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan diri
sendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain
sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8
. Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak
boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena penelitian yang
baik harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar kelak jika orang
lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan hasil yang sama pula. Apa pun
fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itulah yang
sebenarnya.
9
. Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu
yang pendek untuk menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan
waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baik harus
tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas, mudah jenuh, dan
ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah putus asa. Dengan
demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
TULISAN
Apa Penyebab Harga
Jengkol Melonjak?
LEBAK, KOMPAS.com — Naiknya
harga jengkol di sejumlah daerah hingga menyentuh angka Rp 50.000 per kilogram
memicu spekulasi soal pemicunya. Apa kira-kira penyebabnya?
Para pedagang di Pasar
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, misalnya, menduga kenaikan tersebut
akibat terjadi kelangkaan di pasaran. Suryani, seorang pedagang sayur-sayuran
di Pasar Rangkasbitung, mengatakan, sejak tiga pekan terakhir, pasokan jengkol
dari petani menghilang. Menghilangnya pasokan jengkol kemungkinan karena belum
memasuki musim panen."Karena itu, jika ada jengkol dipastikan harganya
melambung hingga mencapai Rp 50.000 per kg atau melebihi harga daging ayam
sebesar Rp 25.000. Harga normal jengkol bisanya sekitar Rp 20.000 per kg,"
katanya.
Sementara itu, Soleh, seorang
pedagang di Pasar Rangkasbitung, menduga pasokan jengkol dari sejumlah petani
di Kabupaten Lebak berkurang karena banyak pohon jengkol ditebang untuk
keperluan bangunan perumahan maupun kerajinan rumah tangga."Berkurangnya
pasokan jengkol itu karena banyak pohon jengkol beralih fungsi menjadi
perumahan maupun perkebunan. Sebelumnya, sentra jengkol di Kabupaten Lebak
hampir merata di setiap kecamatan," ujarnya.Ia mengatakan, saat ini
jengkol di Rangkasbitung dipasok dari Provinsi Lampung dan Palembang."Kami
berharap petani bisa mengembangkan kembali tanaman jengkol karena permintaan
pasar cukup tinggi," katanya.
Kepala Pasar Rangkasbitung
Dedi Rahmat mengakui selama ini pasokan jengkol di pasaran menghilang sehingga
pedagang terpaksa berjualan komoditas lain. Mereka para pedagang jengkol saat
ini beralih menjadi pedagang buah-buahan maupun umbi-umbian akibat kelangkaan
tersebut."Saya kira kelangkaan jengkol ini kali pertama akibat belum
tibanya musim panen juga banyak pohon jengkol digunakan untuk pembangunan rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar